Jumat, 30 Desember 2011

Dasar Hukum Pembagian Golongan Bahan Galian

 Dasar Hukum Pembagian Golongan Bahan Galian

 


 










Pada Dasarnya pembagian golongan bahan galian memilik dasar hukum. Adapun dasar hukum dalam pembagian golongan bahan galian yaitu terdiri atas lima poin yaitu :

1.   Sifat dan karakteristik
2.      Kegunaan
3.      Keterdapatan
4.      Pertimbangan ekonomi dan teknologi
5.      Kepentingan nasional


Apa Itu Dolomit ?


Apa Itu Dolomit ?


 














Pertama kali batuan dolomit di dipaparkan oleh mineralogis Perancis bernama Deodat de Dolomieu pada tahun 1791 di daerah Southern Alps di tempat terdapatnya. Kini pegunungan tersebut disebut dolomit. Pada saat Dolomieu menjelaskan bahwa batuan dolomit adalah seperti batu gamping, tetapi mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak beraksi tersebut dinamakan dolomit. Kadang-kadang dolomit disebut dengan dolostone.
Pada dasarnya keterjadian dolomit dengan rumus kimianya  CaMg(CO3)2 disebabkan proses leaching atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping. Proses berubahnya mineral mejadi dolomit disebut dolomitisasi. Dan ada juga dolomit yang di endapkan dengan tersendiri sbagai evaporit. Dan secara jenis batuan dolomite merupakan batuan sedimen.

Dan dalam hal kegunaannya dolomite digunakan digunakan untuk bahan refraktori, pupuk, pengisi cat, bahan imbuh (flux) dalam industri peleburan serta pemurnian. Keterdapatan dolomite di Indonesia cukup melimpah dan daerah yang memiliki keterdapatan dolomit yaitu Tamiang Hulu (Aceh), Socah (Madura), serta daerah-daerah di Jawa Timur.

Kamis, 29 Desember 2011

Dampak Yang Ditimbulkan Air Asam Tambang




Dampak Yang Ditimbulkan Air Asam Tambang



Di lokasi area penambangan  terbentuknya air asam tambang akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.Dan Lingkungan yang akan merasakan dampak negatif dari air asam tambang yaitu :
  1. Masyarakat yang berada disekitar areal penambangan
Dampak air asam tambang ini memang tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat tetapi beberapa tahun kemudian air yang terkontaminasi oleh asam tambang banyak mengandung logam berat seperti besi, seng, akan dirasakan. Apabila dikonsumsi oleh masyarakat secara kontinu maka maka dampak yang akan dirasakan yaitu menderita keracunan dan dapat mengakibat lumpuh.

  1. Kualitas Air Permukaan
Hasil oksidasi pirit membentuk air asam tambang akan menyebabkan menurunnya kualitas air permukaan.

  1. Biota perairan
Apabila air sungai telah terkontaminasi oleh air asam tambang maka akan berdampak pada penurunan biota di perairan atau ketidak mampuan biota perairan dalam bertahan hidup/survive.

  1. Kualitas Tanah
logam berat seperti besi, tembaga seng terkandung dalam tanah yang asamnya banyak, yang pada dasarnya merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman, sementara unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman seperti fosfor, magnesium, kalsium sangat kurang. Akibatnya keracunan pada tanaman karena kelebihan unsur hara mikro, ini ditandai denagan membusuknya akar tanaman sehingga tanaman menjadi layu.

Selasa, 27 Desember 2011

Mengapa UU Pertambangan Diperlukan?

Inspeksi dan Pengawasan Teknis Pertambangan

Penerimaan Negara dari Usaha Pertambangan


Penerimaan Negara dari Usaha Pertambangan


 Adapun penerimaan negara dari usaha pertambangan yaitu:

  1. Iuran tetap eksplorasi
  2. Iuran tetap produksi
  3. Sewa tanah
  4. Royalty (% produksi untu pemerintah)
  5. Pajak pendapatan perusahaan
  6. Pajak karyawan
  7. Pajak pemasukan alat-alat berat
  8. Pajak penjualan barang mewah
  9. Pajak ekspor
  10. Pajak pertambahan nilai (PPn)
  11. PBB (Pajak bumi dan bangunan
  12. Retribusi daerah
  13. Pungutan-pungutan lain yang tidak mengikat

Cakupan Usaha Kegiatan Pertambangan


Cakupan Usaha Kegiatan Pertambangan meliputi:

















  1. Penyelidikan Umum
Penyelidikan geologi secara umumatau geofisika di daratan, perairan dan udara yang maksudnya untuk membuat peta geologi umum dan menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian.

  1. Eksplorasi
Membuktikan kesimpulan/hasil data dari penyelidikan umum

  1. Studi kelayakan
Kegiatan teknis dan ekonomis tentang bahan galian yang ada pada suatu lokasi yang dapat menetukan apakah galian ada layak atau tidak untuk ditambang berdasarkan segi ekonominya.

  1. Development
Kegiatan awal penambangan berupa menyediakan segala sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penambangan, seperti membuat jalan masuk ke lokasi, terowongan, menyediakan alat-alat galian sampai penggalian tanah penutup (over burden)
-         Land clearing (pembersihan lahan)
-         Pengangkatan top soil (tanah pucuk) tidak boleh dicampurkan sebab tanah nanti akan dikembalikan pada daerah asalnya da akan direklamasi
-         Pengangkatan over burden (tanah penutup)


  1. Eksploitasi
Pemisahan bahan galian dari batuan induk dari pengotornya.

  1. Pengangkutan
Bahan galian yang telah dieksploitasi dibawa ke stock pile. Nantinya dari stock pile akan dipasarkan menggunkan truck, kapal, dll.

  1. Pasca Penambangan
Kegiatan pasca penambangan dilakukan reklamasi untuk pengembalian alam seperti semula.

  1. Penjualan (Marketing)


Senin, 26 Desember 2011

Pemasaran Bahan Galian


Pemasaran Bahan Galian

  1. Tipe pasar

Berdasrkan tipe, pemasaran bahan galian dibagi atas 4 :
    1. Captive Market (Pasar yang yang dikuasai oleh produsen)
    2. Pasar yang dikuasai pembeli    
    3. Pasar bebas (pasar yang tidak ada ketergantungan pembeli dan penjual)

  1. Berdasrkan Jangka Waktu Penjualannya

Berdasarkan waktu penjualan pasar bahan galian, dapat dibagi atas :
    1. Penjualan berdasrkan kontrak jangka panjang
    2. Penjualan Spot ( Penjualan sesaat/satu/dua kali pengiriman)

  1. Berdasarkan Lokasi
Pasar  bahan galian yang didasari oleh lokasinya, pasar dibagi atas :
    1. Pasar Lokal
    2. Pasar Regional
    3. Pasar Internasional

Minggu, 25 Desember 2011

Pertambangan Jadikan Daerah Tambang Sebagai Kota


Pertambangan Jadikan Daerah Tambang Sebagai Kota

Pada dasarnya dan fakta, bayak daerah tambang di Indonesia ini dengan adanya kegiatan pertambangan suatu daerah tersebut. Menjadikan daerah tersebut menjadi kota, tepatnya kota tambang. Salah satu contoh yang mungkin bisa kita ambil suatu daerah menjadi kota tambang yaitu Sawahlunto dan Tembagapura.
Kota Sawahlunto
 Kota Sawahlunto berkembang menjadi kota tambang semenjak ditemukannya cadangan bahan galian batubara oleh De Groet pada akhir abad ke-19 di tepi sungai ombilin. Dan Setelah itu kegiatan pertambangan di Sawahlunto berkembang dengan bahan galian batubara. Dan merubah Sawahlunto menjadi kota tambang sepertii sekarang.





Kota Tembagapura
Dan Kemudian kita beranjak pada Kota Tembangapura, berkembangnya Tembagapura menjadi daerah kota atau kota tambang. Tak lepas dari cikal bakal dari Penandatanganan Kontrak Karya untuk masa 30 tahun, yang menjadikan PTFI sebagai kontraktor eksklusif tambang  pada tahun 1967. Dan pada tahun 1970-1972 dimulai proyek awal konstruksi PTFI dan pada 3 Maret 1973 daerah ini resmi diberi nama Tembagapura. Dan seiring waktu Tembagapura tumbuh dan berkembang mejadi kota tambang seperti sekarang ini.

Jadi dari serangkaian ungkapan diatas tadi dapat diambil kesimpulan kegiatan pertambangan mendorong suatu daerah menjadi sebuah kota yaitu kota tambang.

Perhitungan Cadangan Bahan Galian


Perhitungan  Cadangan Bahan Galian
Dalam menghitung cadangan bahan galian, ada beberapa metoda perhitungan yang dipakai, antara lain :
1.      Metoda polygon
Pada metoda ini, daerah pengaruh titik-titik percontohan masing-masing akan membentuk poligon-poligon, sehingga masing-masing poligon dapat dilaksanakan penhitungan volumenya, kemudian untuk mendapatkan jumlah tonasenya dikalikan dengan densitas dan kadarnya.
                           
2.       Metoda profil
Pada metoda profil, peta potografi menjadi dasarnya, luasnya dihitung masing-masing profil dan dikalikan dengan jarak antar profil maka akan didapatkan volumenya.

3.      Metoda Geometri
Pada metoda geometri, cadangan bahan galian dihitung berdasarkan data geometrinya, yang diperoleh dari sumur uji dan titik bor. Yang mana data geometri ini panjang (searah lurus), lebar (searah kemiringan) dan ketebalan lapisan. Stelah itu dikalikan dengan densitas bahan galian, maka akan diperoleh tonase bahan galian.  

KLASIFIKASI CADANGAN BAHAN GALIAN


KLASIFIKASI CADANGAN BAHAN GALIAN
bahan galian emas

Dalam klasifikasi cadangan bahan galian, terdiri atas 3 bagian yaitu :
1.       Cadangan terukur (Measured), yaitu cadangan bahan galian yang  semua dimensinya diketahui dan  yang tingkat kebenarannya 80 %.

2.       Cadangan terindikasi (Indicated), yaitu cadangan bahan galian hanya dua dimensi yang diketahui kepastiannya dan tingkat kebenarannya 60 %.

3.       Cadangan tereka (Inferred), yaiy=tu hanya satu dimensi bahan galian yang diketahui dengan pasti dengan tingkat kebenaran 20 %.

Peralatan Dasar Tim Penyelamat Tambang


Peralatan Dasar Tim Penyelamat Tambang
Sebelum masuk pada apa-apa saja peralatan dasar tim penyelamat tambang, kita mesti tahu apa itu peralatan dasar. Peralatan dasar adalah peralatan  yang bersifat pengaman anggota tim penyelamat dalam menunaikan tugasnya.

Peraatan dasar itu antara lain :
1.      Oxygen Breathing Aparatus (OBA)
2.      Tabung oksigen
3.      Tabung pemurnian gas hasil pernafasan (furifer)
4.      Pompa pengisi oksigen
5.      Bahan penghisap CO2 (kalime 10 kg)
6.      Oksigen cair dengan volume 5000-7000 liter
7.      Alat pemeriksa masker
8.      Alat pemeriksa kekedapan udara
9.      Resucitater
10.  Peralatan bongkar pasang OBA

Proses Pembentukan Mineral


Proses Pembentukan Mineral
Dalam proses pembentukan mineral ada beberapa poin yaitu:
1.       Konsentrasi magma
2.       Sublimasi
3.       Kontak metamorfosa
4.       Sendimentasi
5.       Proses Bakteria
6.       Sub Marine extlative dan vulkanik
7.       Evaporit (air laut menguap di dalam air laut terkandung mineral unsure logam terjadilah mineral
8.       Residual dan mekanik konsentrasi
9.       Oksida dan Supergen
10.   Metamorfosa (Cont-Dinamo-Regional)

Sabtu, 24 Desember 2011

ADA APA DENGAN TEMBAGA ???


Tembaga
Logam ini dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom  29. Dengan nama latin cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik serta itu memilki korosi yang lambat sekali.

Dalam hal keterjadiannya tembaga memiliki hubungan terkait dengan batuan vulkanis atau batu kapur serta intrusi batuan asam. Mineral-mineral tembaga terdapat dalam urat kuarsa maupun berasosiasi dengan magnetit-hematit dalam tipe kontak metasomatik.


Lokasi endapan tembaga terdapat di Tangse, Pidie (Aceh), Bacan (Maluku), Gunung Batuhijau (NTB) dan di Tembagapura (Irian Jaya).

Pemakaian Tembaga digunakan untuk pembuatan kabel telepon, motor listrik, tenaga generator, pengering rambut, dll.

ADA APA DENGAN EMAS ???


EMAS
Emas adalah unsur kimia, yang rumus kimianya Au dan nomor atom 79 serta kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs). Dalam hal genesanya emas, batuan vulkanis yang bersifat andesit dan basaltis yang mengalami perubahan dikarenakan proses intrusi batuan yang menerobosnya, merupakan indikasi keterdapatan logam ini.

Pada dasarnya proses hidrotermal sangat erat keterkaitannya dalam hal keterdapatan emas (Au) ini, Sebab proses hidrotermal merupakan proses pembentukan mineral yang terjadioleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah ,dan larutan magmayang terbentuk ini merupakan unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya.


Secara garis besar endapan hidrotermal dapat dibagi atas:

 Endapan hipotermal,dengan ciri-ciri yaitu :

·         Pada intrusi granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z.

Endapan mesotermal dengan ciri-ciri yaitu :

·         Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb danOksida Sn.

Endapan Epitermal dengan ciri-ciri sebagai berikut :

·         Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral
“gangue”nya berupa klasit dan zeolit disamping kuarsa.

Dari klasifikasi diatas bahwa endapan hidrotermal sangat erat hubungannya keterdapatan endapan emas..
Disamping itu terdapat juga endapan emas berupa alluvial atau plaser, tipe skarn, metasomatik, porifiri.

Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera. Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.


Perusahaan pertambangan yang mengeksploitasi cadangan emas di Indonesia antara lain:
1.     PT Aneka Tambang
2.     PT Freeport Indonesia
3.     PT Newmont Nusa Tenggara

Jumat, 23 Desember 2011

Passing Grade Pertambangan UNP pada SNMPTN 2011


Passing Grade Pertambangan UNP pada SNMPTN 2011


Sebagai info buat teman-teman dan adik-adik semua semua….
Kode
Program Studi
Grade(%)
171011
Pend. Matematika
25
171025
Matematika
26
171033
Pend. Biologi
24
171041
Biologi
25
171055
Pend. Fisika
23
171063
Fisika
25
171071
Pend. Kimia
24
171085
Kimia
26
171093
Pend. Teknik Bangunan
24
171106
Pend. Teknik Elektro
25
171114
Pend. Teknik Elektronika
23
171122
Pend. Teknik Mesin
25
171136
Pend. Teknik Otomotif
22
171144
Pend. Informatika dan Komputer
26
171152
Ilmu Keolahragaan
21
171166
Teknik Pertambangan
30
171174
Teknik Elektro Industri
29

Hidup miners!!!

FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN KERJA TAMBANG


FAKTOR-FAKTOR KECELAKAAN KERJA TAMBANG


Pada dasarnya penyebab terjadinya suatu kecelakaan tambang memiliki beberapa faktor yaitu:
1.       Faktor langsung
2.       Faktor penunjang

I. Dalam faktor langsung ada dua hal penyebab terjadinya faktor langsung ini yaitu :
1.       Tindakan tidak aman
2.       Keadaan tidak aman



Kemudian yang tergolong tindakan tidak aman yaitu :
1.       Bekerja tanpa memperhatikan tanda-tanda
2.       Bekerja dengan kecepatan berbahaya
3.       Tidak memfungsikan alat pengaman (safety) yang dipakai
4.       Menggunakan alat yang tidak aman
5.       Penempatan barang tidak aman
6.       Posisi kerja berbahaya
7.       Mengganggu orang lain yang sedang bekerja
8.       Tidak memakai alat proteksi

Selanjutnya yang tergolong kondisi tidak aman yaitu :
1.       Mesin tanpa pengaman
2.       Alat pengaman kurang sempurna
3.       Mesin rusak atau haus
4.       Desain mesin kurang baik
5.       Tata letak mesin tidak aman
6.       Pencahayaan tidak sempurna
7.       Ventilasi tidak baik
8.       Alat protwksi diri tidak berfungsi dengan baik

II. Faktor Penunjang dalam kecelakaan kerja yaitu meliputi :
1.       Pengawas
2.       Fisik pekerja
3.       Mental pekerja

Dalam hal pengawas bentuk kejadiannya yaitu :
1.       Tidak hadir
2.       Tidak melakukan tugas dengan berbagai alas an


Kemudian dalam hal fisik pekerja bentuk kejadiannya yaitu :
1.       Sakit
2.       Lelah

Dan terakhir mental pekerja bentuk kejadiannya yaitu :
1.       Mengantuk
2.       Mabuk
3.       Marah, Sedih, Takut
4.       Tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja dengan berbagai alasan

Kamis, 22 Desember 2011

KEBIJAKAN TATA LINGKUNGAN PERTAMBANGAN


KEBIJAKAN TATA LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang dibutuhkan bagi usaha pertambangan dalam kelanjutan usaha pertambangan yang berkesinambungan. Sebab usaha pertambangan akan bersinggungan dalam sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan penambangan. Agar tercipta tambang yang ramah lingkungan.
Berdasarkan UU No 42/1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986 bertujuan untuk:
1.      Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan
2.      Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan
3.      Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan
4.      Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular adalah AMDAL atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan yaitu:
1.      Meniadakan atau mengurangi resiko
2.      Mengoptimalkan hasil pembangunan
3.      Meniadakan atau mencegah pertikaian

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup  dan menjaga keserasian hubungan antar berbagai kegiatan.
AMDAL itu sendiri terdiri dari :
1.      Kerangka acuan dampak lingkungan
2.      ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
3.      Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)
4.      Rencana pemantauan lingkungan (RPL)