KODE | NAMA | DAYA TAMPUNG 2014 | PEMINAT 2013 | UJI KET. |
---|---|---|---|---|
171011 | PENDIDIKAN MATEMATIKA | 24 | 1.120 | -- |
171025 | MATEMATIKA (NK) | 12 | 279 | -- |
171033 | PENDIDIKAN BIOLOGI | 24 | 1.539 | -- |
171041 | BIOLOGI (NK) | 21 | 343 | -- |
171055 | PENDIDIKAN FISIKA | 27 | 745 | -- |
171063 | FISIKA (NK) | 15 | 158 | -- |
171071 | PENDIDIKAN KIMIA | 21 | 913 | -- |
171085 | KIMIA (NK) | 21 | 373 | -- |
171093 | PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN | 15 | 378 | -- |
171106 | PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO | 15 | 309 | -- |
171114 | PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA | 15 | 285 | -- |
171122 | PENDIDIKAN TEKNIK MESIN | 15 | 471 | -- |
171136 | PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF | 15 | 560 | -- |
171144 | PEND. TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER | 15 | 1.941 | -- |
171152 | ILMU KEOLAHRAGAAN (NK) | 48 | 222 | 1 |
171166 | TEKNIK PERTAMBANGAN (NK) | 15 | 2.103 | -- |
171174 | TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI (NK) | 15 | 768 | -- |
dunia tambang
Wawasan Pertambangan Bagi Kita Semua
Selasa, 10 Juni 2014
Peminat Universitas Negeri Padang (UNP) Pada SBMPTN Tahun 2013
Senin, 18 November 2013
Kegiatan Eksplorasi Batubara
Tahapan Kegiatan Eksplorasi
Batubara
1. Survei Tinjau (Reconnaissance)
Survei
tinjau merupakan tahap eksplorasi Batu bara yang paling awal dengan tujuan
mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara
yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi
tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya,
antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak
langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta
dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000.
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
membatasi daerah sebaran endapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan
geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi,
pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout
drilling), pencontohan dan analisis. Metode tidak langsung, seperti
penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.
Logging geofisik berkembang dalam
ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi dan reservior minyak.
Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk
mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain,
seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisan batubara, dan sifat
geomekanik batuan yang menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai maslah
yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman
sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan batubara atau sequence
rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain lain.
3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary
Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas serta gambaran awal bentuk tiga-dimensi
endapan batu bara. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan
skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai
dengan kondisi geologinya, penarnpangan (logging) geofisika,
pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal
geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
4. Eksplorasi Rinci
(Detailed Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas serta bentuk tiga-dimensi endapan batu bara.
Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan
skala minimal 1:2.000, pemboran, dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak
yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika,
pengkajian geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan
pencontohan batuan, batubara dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan
pengkajian lingkungan yang berkaitan denqan rencana kegiatan penambangan
Makalah Peralatan Peledakan
I. PENDAHULUAN
a. ISI
Peledakan
adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan
bahan peledak. Dalam kegiatan peledakan
perlu diketahui peralatan peledakan. Pada dasarnya peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat
dipakai berulang kali. Dan ini merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
kegiatan peledakan. Karena tanpa ada peralatan peledakan tidak mungkin terjadi
kegiatan peledakan. Maka dari itu penting untuk mengetahui peralatan peledakan
dalam kegiatan peledakan.
Sehingga
nanti diharapkan dapat mengetahui apa-apa
saja peralatan peledakan dalam kegiatan peledakan. Dan mengetahui fungsi dari
masing-masing komponen peralatan peledakan.
b. Rumusan Masalah
1
Apa pengertian peralatan peledakan?
2
Sebutkan Komponen peralatan peledakan?
3
Jelaskan fungsi masing-masing komponen peralatan
peledakan?
c. Tujuan
diharapkan
dapat mengetahui apa-apa saja peralatan
peledakan dalam kegiatan peledakan. Dan mengetahui fungsi dari masing-masing
komponen peralatan peledakan.
II.
ISI
Peralatan
peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai
berulang kali. Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi :
1. Peralatan
yang langsung berhubungan dengan teknik peledakan
2. Peralatan
pendukung peledakan
Peralatan
yang berhubungan langsung dengan peledakan adalah ;
·
Alat
Pemicu ledak
§ Pada peledakan
listrik ( Blasting Machine)
§ Pada peledakan
nonel (shot gun / short fire)
·
Alat
Bantu ledak listrik
§ Blasting
Ohmmeter (BOM)
§ Pengukur
kebocoran arus listrik
§ Multimeter
peledakan
§ Pengukur
kekuatan blasting machine
§ Pelacak kilat
(lightning detector)
·
Alat
Bantu peledakan lain
Kabel listrik utama (lead wire) atau
sumbu nonel utama (lead in line) Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan
detonator biasa) Meteran (50 ml) dan tongkat bambu ( ± 7 m) diberi
skala
·
Alat
pencampur dan pengisi
Peralatan
pendukung peledakan antara lain :
Alat
pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan keamanan kerja, serta
lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat pengaman
Alat
pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu dipakai
pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur getaran
dan pengukur kebisingan.
1.
Alat
Pemicu Ledak
·
Blasting
Machine (BM)
Alat pemicu pada peledakan listrik
dinamakan blasting machine (BM) atau exploder merupakan
sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator. Cara
kerja BM pada umumnya didasarkan atas penyimpanan atau pengumpulan
arus pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat
yang dikehendaki. Pengumpulan arus listrik dapat dihasilkan malalui:
1
Gerakan
mekanis untuk tipe generator, yaitu dengan cara memutar engkol (handle)
yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah lampu indikator
menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe
generator sudah jarang digunakan.
2
Melalui
baterai untuk tipe kapasitor, yaitu dengan cara mengontakkan kunci kearah starter dan
setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah terkumpul maksimum
dan siap dilepaskan.
·
shot gun atau shot
firer
Alat pemicu nonel (starter
non-electric) dinamakan shot gun atau shot
firer atau shot
shell primer. Seperti diketahui bahwa sumbu nonel mengandung bahan
reaktif (HMX)
yang akan aktif atau terinisiasi oleh gelombang kejut akibat impact. Alat
pemicu nonel dilengkapi dengan peluru yang disebut shot
shell primer dengan
ukuran tertentu. Shot
shell primer diaktifkan
oleh pemicu, yaitu pegas bertekanan tinggi yang yang terdapat di dalam alat
pemicu nonel. Pada dasarnya bahwa alat pemicunya menggunakan striker yang
disisipkan di bagian atas barrel, kemudian transmisi impact melalui shot
shell primer ke
sumbu nonel menggunakan hentakkan kaki. Sedangkan pada alat pemicu nonel
digenggam dan untuk melepas pegas di dalam alat pemicu agar shot
shell primer mentransmisikan impact ke
sumbu nonel dengan cara dipukul.
2.
Alat Bantu Ledak Listrik
Peledakan listrik memerlukan alat bantu
agar peledakan listrik berlangsung dengan aman dan terkendali. Alat bantu
berfungsi sebagai pengukur tahanan, pengukur kebocoran arus, detektor petir,
dan kawat utama atau lead
wire atau lead
lines ataufiring
line.
·
Pengukur
tahanan (Blastometer atau BOM)
Alat pengukur tahanan kawat listrik
untuk keperluan peledakan dibuat khusus untuk pekerjaan peledakan dan tidak
disarankan digunakan untuk keperluan lain. Sebaliknya, alat pengukur tahanan
yang biasa dipakai oleh operator listrik umum, yaitu multitester, dilarang digunakan
untuk mengukur kawat pada peledakan listrik. Ruas kawat yang harus diukur
tahanannya adalah seluruh legwire dari
sejumlah detonator yang digunakan, connecting wire, bus
wire, dan kawat utama. Dengan demikian jumlah tahanan seluruh rangkaian
dapat dihitung dan voltage BM dapat ditentukan setelah arus dihitung.
Cara pengukuran tahanan ruas kawat
menggunakan blastometer (BOM)
pada prinsipnya sama, hanya pada pengukuran legwire perlu
ekstra hati-hati. Prosedur pengukuran adalah sebagai
berikut:
1) Untuk
kawat penyambung (connecting wire), bus wire, dan kawat utama:
ð Kedua
ujung kawat dihubungkan pada sepasang terminal yang tersedia pada BOM, kemudian
kencangkan.
ð BOM
dikontakkan, biasanya dengan menekan tombol, sehingga jarum menunjukkan angka
tertentu, yaitu nilai tahanan kawat tersebut.
ð Catat
angkanya sebagai data hasil pengukuran tahanan
2) Untuk legwire pada
detonator listrik:
ð Kedua
ujung legwire dari detonator dihubungkan pada sepasang terminal yang tersedia
pada BOM, kemudian kencangkan.
ð BOM
dikontakkan, biasanya dengan menekan tombol, sehingga jarum menunjukkan angka
tertentu, yaitu nilai tahanan legwire dan
kawat pijar (bridge wire) di dalam detonator tersebut. Apabila jarum
tidak bergerak, berarti detonator rusak dan jangan
dipakai, sebab ada kemungkinan kawat pijar dalam fusehead putus.
ð Bila
jarum bergerak, catat angkanya (biasanya sekitar 1,5 ohms) sebagai data hasil
pengukuran tahanan.
·
Pengukur
kebocoran arus
Adanya kebocoran arus dapat terjadi
akibat adanya kawat yang tidak terisolasi, misalnya pada sambungan, yang kontak
dengan air, tanah basah, atau batuan konduktif. Kontak tersebut dapat
menghentikan arus menuju detonator, sehingga detonator tidak meledak dan dapat
menyebabkan gagal ledak.
·
Multimeter
peledakan
Multimeter peledakan disebut juga Blasting
Multimeter adalah
instrumen penguji yang sekaligus dapat mengukur tahanan, voltage, dan arus.
Alat multimeter peledakan dirancang khusus untuk keperluan peledakan dan
berbeda dengan multimeter untuk keperluan operator listrik umum. Kegunaan
multimeter peledakan adalah:
ð Mengukur
tahanan sebuah kawat detonator dan tahanan suatu sistem rangkaian peledakan
listrik,
ð Memeriksa
ada-tidaknya arus tambahan di lokasi peledakan,
ð Mengukur
kebocoran arus antara kawat detonator (legwire) dengan bumi,
ð Memeriksa
kemenerusan (kontinuitas) dan ada-tidaknya arus pendek pada kawat utama, connecting
wire, dan legwire pada detonator
·
Rheostat dan Fussion
tester
Alat
ini digunakan untuk menguji efisiensi blasting machine (BM)
tipe generator maupun kapasitor dalam mengatasi tahanan sejumlah detonator .
Alat ini terdiri dari suatu seri resistor (coils) dengan tahanan yang
berbeda. Setiap tahanan ditandai dengan nilai ohms tertentu yang ekuivalen dengan
sejumlah detonator listrik yang memiliki panjang legwire tembaga
30 ft (±10 m). Pengujian efisiensi BM dilakukan sebagai berikut (lihat Gambar
1.7):
1
Ambil
sejumlah detonator listrik dan hubungkan secara seri,
2
Salah
satu kabel dari detonator dihubungkan dengan nilai ohm rheostat yang
ekuivalen dengan jumlah detotanor tersebut,
3
Hubungkan
salah satu kawat detonator lainnya ke BM,
4
Hubungkan rheostat dengan
BM,
5
Pengujian
dimulai dengan mengontakkan BM, bila seluruh detonator meledak, maka output
dari BM cocok digunakan untuk peledakan seri dari sejumlah detonator pada
tahanan yang sama.
·
Detektor
kilat (lightning detector)
Peledakan listrik sangat rawan terhadap
udara mendung atau pada daerah-daerah yang memiliki intensitas kilat dan petir
cukup tinggi. Debu dan badai listrik yang tinggi melebihi listrik statis pada
atmosfir ditambah dengan petir sangat berbahaya terhadap operasi peledakan.
Untuk membantu pemantauan awal terhadap fenomena tersebut diperlukan detektor
kilat.
3.
Alat
Bantu Peledak Lain
·
Kawat
utama (lead wire)
Kawat utama termasuk pada peralatan
peledakan, karena dapat dipakai berulang kali. Berbeda dengan lead-in
line atau extendaline atau
“sumbu nonel utama” pada peledakan nonel akan langsung rusak dan tidak boleh
dipakai lagi karena HMX yang terdapat didalamnya sudah bereaksi habis, walaupun
sumbunya tetap nampak utuh. Kawat utama berfungsi sebagai penghubung rangkaian
peledakan listrik dengan alat pemicu ledak listrik atau blasting
machine. Ukuran untuk peledakan pada kondisi normal adalah kawat tembaga
ganda berukuran 23/0,076 yang diisolasi dengan plastik PVC dengan tahanan 5,8
ohms per 100 m. Atau dapat pula digunakan kawat tembaga ganda berukuran 24/0,20
mm dengan tahanan 4,6 ohms per 100 m.
III. Kesimpulan
a.
Alat
pemicu ledak dibagi ke dalam dua bagian, yaitu alat pemicu ledak listrik dan
non-listrik (nonel).
b.
Pemicu
ledak listrik menggunakan alat yang dinamakan blasting machine (BM)
atau exploder yang
dilengkapi dua terminal (kutub) listrik positif dan negatif. Secara umum cara kerja
BM adalah mengumpulkan arus listrik yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
gerakan mekanis dengan memutar engkol (handle) untuk tipe generator dan
menggunakan baterai yang bisa diganti-ganti untuk tipe kapasitor.
c.
Sedangkan
pemicu ledak nonel terbagi dua bagian, yaitu menggunakan penyulut api yang
menghasilkan bara api untuk membakar sumbu api dan shotgun ataushotfirer untuk
menginisiasi sumbu nonel.
d.
Untuk
memperlancar peledakan listrik diperlukan alat pendukung, yaitu alat pengukur
tahanan (blastometer atau BOM), alat pengukur kebocoran
arus listrik, multimeter peledakan, pengukur efisiensi kerja blasting
machine, alat detektor petir dan kawat utama (lead wire). Alat
pendukung harus dipersiapkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan kerja
peledakan listrik.
Minggu, 07 April 2013
FUNGSI VENTILASI TAMBANG
Fungsi Ventilasi Tambang :
- Menyediakan dan mengalirkan udara segar ke dalam tambang agar keperluan udara segar (oksigen) bagi pernafasan para pekerja dan segala proses yang terjadi dalam penambangan
- Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah
- Mengatur panas dan kelembaban udara
- Melarutkan dan membawa keluar udara pengotor
Sabtu, 23 Februari 2013
Apa itu Bahan Peledak?
Suatu bahan kimia senyawa tunggal/campuran apabila dikenal suatu aksi, panas, benturan, gesekan, atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia yang sangat cepat dengan hasil reaksi sebagian/seluruhnya terbentuk gas dan disertai panas yang sangat tinggi
Kriteria Operasi Peledakan Yang Berhasil
Kriteria operasi peledakan yang berhasil :
- Target Produksi yang telah ditetapkan manajemen dapat terpenuhi dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan
- Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batauan yang berhasil dibongkar per Kg bahan peledak tersebut
- Diperoleh fragmentasi batuan berukursn merata dengan sedikit bongkah (kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan)
- Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overhang, retakan dsb)
- Aman, tidak menimbulkan korban/kerusakan yang tidak diinginkan
- Dampak terhadap lingkungan minimum, seperti fly rock, getaran kebisingan, gas beracun, dan debu
Sabtu, 22 Desember 2012
Syarat-Syarat Sumber Daya Menjadi Cadangan
Adapun syarat-syarat sumber daya menjadi cadangan yaitu :
- Mesti memperhatikan konsep penambangan
- Metalurgical (Sumber daya yang bisa diolah)
- Ekonomi (harga)
- marketing
- Legal
- Lingkungan
- Sosial
Langganan:
Postingan (Atom)